Minggu, 04 November 2012
ARSITEKTUR CLIENT SIDE & SERVER SIDE
Arsitektur merupakan sekumpulan dari system sirkuit, chip, bus untuk ekspansi slot, BIOS dan lain-lainnya. Arsitektur system harus berdasarkan konfigurasi sistem secara keseluruhan yang akan menjadi tempat dari DBMS, basis data dan aplikasi yang memanfaatkannya yang juga akan menentukan bagaimana pemakai dapat berinteraksi dengannya.
Tiga elemen utama sebuah arsitektur, masing-masing sering dianggap sebagai arsitektur, adalah:
Arsitektur sistem pemrosesan,
Arsitektur telekomunikasi dan jaringan, &
Arsitektur data.
Arsitektur telematika adalah sebuah aplikasi yang secara logic berada diantara lapisan aplikasi (application layer dan lapisan data dari sebuah arsitektur layer – layer TCP/IP).
Arsitektur data Dalam arsitektur telematika terdiri atas dua arsitektur yaitu :
Arsitektur Server Side Server
Sebuah server Web khusus yang menyediakan layanan untuk sebuah client. Bisa berupa informasi dan data yang dinginkan oleh client. Dan dalam server sering dikenal sebuah istilah yaitu tier, tier di dalam server digunakan untuk menjelaskan pembagian sebuah aplikasi yang melalui client dan server, yang diproses dan hasilnya akan dikembalikan kepada client .
Arsitektur Client Side Client
Merupakan satu aplikasi komputer yang ada pada satu komputer pengguna dan terhubung ke satu server. Client bersifat menerima apa yang dikirimkan oleh sebuah server.
Jadi arsitektur client server merupakan suatu pembagian tugas antara penyedia layanan (server) dengan penerima layanan (client) , client server biasanya digunakan melalui sebuah jaringan komputer dengan hardware yang terpisah. Oleh karena itu sering sekali kita saat meminta sebuah layanan dikirimkan melalui komputer terkadang lama, karena servernya harus mengkonfirmasi terlebih dahulu, dan akan menerima hasil pemrosesan data yang dilakukan oleh server kemudian ditampilkan kepada user pada sebuah aplikasi yang dapat berinteraksi langsung dengan user. Dalam arsitektur client server pun memiliki beberapa permodelan, yaitu : Ø Arsitektur Mainframe Permodelan ini menyediakan waktu dan sebagian memorinya untuk pemakai, kemudianberpindah user lain dan kembali pada user awal. Didalam media penyimpanan server terdapat file-file yang dapat diakses langsung oleh user namun arsitektur ini memiliki keterbatasan dalam proses sharing.
Service pada telematika
Ada 3 macam service pada telematika, yaitu :
1. Layanan Informasi
Layanan Informasi adalah suatu penggabungan telekomunikasi digital dengan teknologi komputer yang mempunyai peran penting dalam komunikasi. Agar informasi tidak tercampur-campur sehingga perlu adanya layanan informasi.
Contoh layanan informasi :
• Emergency rescue with 911
• Car location tracing (thief-proof)
2. Layanan Keamanan
Layanan Keamanan adalah suatu bentuk layanan yang menyediakan keamanan informasi dan data yang ada. Layanan keamanan bisa berupa penentuan akses kontrol, penggunaan protokol dan enkripsi.
Contoh layanan keamanan :
• Navigation assistant (real-time traffic information)
• Weather, stock information
• Entertainment and M-Commerce
Layanan Context Aware & Event Base
Layanan Context Aware & Event Base adalah suatu layanan yang mengacu terhadap kemampuan dari layanan suatu jaringan yang digunakan untuk
mengetahui penggunaan jaringan tersebut.
Contoh layanan context aware & event base :
• Vehicle Diagnostic Service
• Car Insurance based on driving statistic
sumber : http://kyfi.wordpress.com/2011/10/03/arsitektur-client-side-server-side-pada-telematika/
Definisi, Perkembangan, dan Trend Kedepannya Dari Telematika
Pengertian Telematika
Istilah telematika pertama kali digunakan pada tahun 1978 oleh Simon Nora dan Alain Minc dalam bukunya L’informatisation de la Societe. Istilah telematika yang berasal dari kata dalam bahasa Prancis telematique merupakan gabungan dua kata: telekomunikasi dan informatika.
Telekomunikasi sendiri mempunyai pengertian sebagai teknik pengiriman pesan, dari suatu tempat ke tempat lain, dan biasanya berlangsung secara dua arah. Telekomunikasi mencakup semua bentuk komunikasi jarak jauh, termasuk radio, telegraf/telex, televisi, telepon, fax, dan komunikasi data melalui jaringan komputer. Sedangkan pengertian Informatika (Inggris: Informatics) mencakup struktur, sifat, dan interaksi dari beberapa sistem yang dipakai untuk mengumpulkan data, memproses dan menyimpan hasil pemrosesan data, serta menampilkannya dalam bentuk informasi. Jadi pengertian Telematika sendiri lebih mengacu kepada industri yang berhubungan dengan penggunaan komputer dalam sistem telekomunikasi.
Perkembangan Telematika
Untuk kasus di Indonesia, perkembangan telematika mengalami tiga periode berdasarkan fenomena yang terjadi di masyarakat. Pertama adalah periode rintisan yang berlangsung akhir tahun 1970-an sampai dengan akhir tahun 1980-an. Periode kedua disebut pengenalan, rentang waktunya adalah tahun 1990-an, dan yang terakhir adalah periode aplikasi. Periode ketiga ini dimulai tahun 2000.
1. Periode Rintisan
Aneksasi Indonesia terhadap Timor Portugis, peristiwa Malari, Pemilu tahun 1977, pengaruh Revolusi Iran, dan ekonomi yang baru ditata pada awal pemerintahan Orde Baru, melahirkan akhir tahun 1970-an penuh dengan pembicaraan politik serta himpitan ekonomi. Sementara itu sejarah telematika mulai ditegaskan dengan digariskannya arti telematika pada tahun 1978 oleh warga Prancis.
Mulai tahun 1970-an inilah Toffler menyebutnya sebagai zaman informasi. Namun demikian, dengan perhatian yang minim dan pasokan listrik yang terbatas, Indonesia tidak cukup mengindahkan perkembangan telematika.
Memasuki tahun 1980-an, perubahan secara signifikan pun jauh dari harapan. Walaupun demikian, selama satu dasawarsa, learn to use teknologi informasi, telekomunikasi, multimedia, mulai dilakukan. Jaringan telepon, saluran televisi nasional, stasiun radio nasional dan internasional, dan komputer mulai dikenal di Indonesia, walaupun penggunanya masih terbatas. Kemampuan ini dilatarbelakangi oleh kepemilikan satelit dan perekonomian yang meningkat dengan diberikannya penghargaan tentang swasembada pangan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) kepada Indonesia pada tahun 1984.
Setahun sebelumnya di Amerika Serikat, tepatnya tanggal 1 Januari 1983, internet diluncurkan. Sejak ARPAnet (Advance Research Project Agency) dan NSFnet (National Science Foundation) digabungkan, pertumbuhan jaringan semakin banyak, dan pada pertengahan tahun, masyarakat mulai memandangnya sebagai internet.
Penggunaan teknologi telematika oleh masyarakat Indonesia masih terbatas. Sarana kirim pesan seperti yang sekarang dikenal sebagi email dalam suatu Group, dirintis pada tahun 1980-an. Mailing List (milis) tertua di Indonesia dibuat oleh Johhny Moningka dan Jos Lukuhay, yang mengembangkan perangkat pesan berbasis unix, ethernet, pada tahun 1983, persis bersamaan dengan berdirinya internet sebagai protokol resmi di Amerika Serikat. Pada tahun-tahun tersebut, istilah unix, email, PC, modem, BBS, ethernet masih merupakan kata-kata yang sangat langka.
Periode rintisan telematika ini merupakan masa di mana beberapa orang Indonesia belajar menggunakan telematika, atau minimal mengetahuinya. Tahun 1980-an, teleconference terjadwal hampir sebulan sekali di TVRI (Televisi Republik Indonesia) yang menyajikan dialog interaktif antara Presiden Suharto di Jakarta dengan para petani di luar Jakarta, bahkan di luar pulau Jawa. Pada pihak akademisi dan praktisi praktisi IT (Information and Technology), merekam penggunaan internet sebagai berikut.
Menjelang akhir tahun 1980-an, tercatat beberapa komunitas BBS, seperti Aditya (Ron Prayitno), BEMONET (BErita MOdem NETwork), JCS (Jakarta Computer Society — Jim Filgo), dan lain-lain. Konon, BEMONET cukup populer dan bermanfaat sebagai penghilang stress dengan milis seperti “JUNK/Batavia“. Di kalangan akademis, pernah ada UNInet dan Cossy. UNINET merupakan sebuah jaringan berbasis UUCP yang konon pernah menghubungkan Dikti, ITS, ITB, UI, UGM, UnHas, dan UT. Cossy pernah dioperasikan dengan menggunakan X.25 dengan pihak dari Kanada. Milis yang kemudian muncul menjelang akhir tahun 1980-an ialah the Indonesian Development Studiesi (IDS) (Syracuse, 1988); UKIndonesian (UK, 1989); INDOZNET (Australia, 1989); ISNET (1989); JANUS (Indonesians@janus.berkeley.edu), yang saking besarnya sampai punya beberapa geographical relayers; serta tentunya milis kontroversial seperti APAKABAR.
Jaringan internet tersebut, terhubungkan dengan radio. Medio tahun 1980 diisi dengan komunikasi internasional melalui kegiatan radio amatir, yang memiliki komunitas dengan nama Amatir Radio Club (ARC) Institut Teknologi Bandung (ITB). Bermodalkan pesawat transceiver HF SSB Kenwood TS 430 dengan komputer Apple II, sekitar belasan pemuda ITB menghubungkan server BBS amatir radio seluruh dunia, agar email dapat berjalan lancar.
2. Periode Pengenalan
Periode satu dasawarsa ini, tahun 1990-an, teknologi telematika sudah banyak digunakan dan masyarakat mengenalnya. Jaringan radio amatir yang jangkauannya sampai ke luar negeri marak pada awal tahun 1990. hal ini juga merupakan efek kreativitas anak muda ketika itu, setelah dipinggirkan dari panggung politik, yang kemudian disediakan wadah baru dan dikenal sebagai Karang Taruna. Pada sisi lain, milis yang mulai digagas sejak tahun 1980-an, terus berkembang.
Internet masuk ke Indonesia pada tahun 1994, dan milis adalah salah satu bagian dari sebuah web. Penggunanya tidak terbatas pada kalangan akademisi, akan tetapi sampai ke meja kantor. ISP (Internet Service Provider) pertama di Indonesia adalah IPTEKnet, dan dalam tahun yang sama, beroperasi ISP komersial pertama, yaitu INDOnet.
Dua tahun keterbukaan informasi ini, salah satu dampaknya adalah mendorong kesadaran politik dan usaha dagang. Hal ini juga didukung dengan hadirnya televisi swasta nasional, seperti RCTI (Rajawali Citra Televisi) dan SCTV (Surya Citra Televisi) pada tahun 1995-1996.
Teknologi telematika, seperti komputer, internet, pager, handphone, teleconference, siaran radio dan televisi internasional – tv kabel Indonesia, mulai dikenal oleh masyarakat Indonesia. Periode pengenalan telematika ini mengalami lonjakan pasca kerusuhan Mei 1998.
Masa krisis ekonomi ternyata menggairahkan telematika di Indonesia. Di saat keterbukaan yang diusung gerakan moral reformasi, stasiun televisi yang syarat informasi seperti kantor berita CNN dan BBC, yakni Metro Tv, hadir pada tahun 1998. Sementara itu, kapasitas hardware mengalami peningkatan, ragam teknologi software terus menghasilkan yang baru, dan juga dilanjutkan mulai bergairahnya usaha pelayanan komunikasi (wartel), rental komputer, dan warnet (warung internet). Kebutuhan informasi yang cepat dan gegap gempita dalam menyongsong tahun 2000, abad 21, menarik banyak masyarakat Indonesia untuk tidak mengalami kesenjangan digital (digital divide).
Pemerintah yang masih sibuk dengan gejolak politik yang kemudian diteruskan dengan upaya demokrasi pada Pemilu 1999, tidak menghasilkan suatu keputusan terkait perkembangan telematika di Indonesia. Dunia pendidikan juga masih sibuk tambal sulam kurikulum sebagai dampak perkembangan politik terbaru, bahkan proses pembelajaran masih menggunakan cara-cara konvensional. Walaupun demikian, pada tanggal 15 Juli 1999, arsip pertama milis Telematika dikirim oleh Paulus Bambang Wirawan, yakni sebuah permulaan mailing list internet terbesar di Indonesia.
3. Periode Aplikasi
Reformasi yang banyak disalahartikan, melahirkan gejala yang serba bebas, seakan tanpa aturan. Pembajakan software, Hp ilegal, perkembangan teknologi komputer, internet, dan alat komunikasi lainnya, dapat dengan mudah diperoleh, bahkan di pinggir jalan atau kios-kios kecil. Tentunya, dengan harga murah.
Keterjangkauan secara finansial yang ditawarkan, dan gairah dunia digital di era Millenium ini, bukan hanya mampu memperkenalkannya kepada masyarakat luas, akan tetapi juga mulai dilaksanakan, diaplikasikan. Pada pihak lain, semua itu dapat berlangsung lancar, dengan tersedianya sarana transportasi, kota-kota yang saling terhubung, dan industri telematika dalam negeri yang terus berkembang.
Awal era Millenium inilah, pemerintah Indonesia serius menanggapi perkembangan telematika dalam bentuk keputusan politik. Kebijakan pengembangan yang sifatnya formal “top-down” direalisasikan dengan dikeluarkannya Keputusan Presiden No. 50 Tahun 2000 tentang Tim Koordinasi Telematika Indonesia (TKTI), dan Instruksi Presiden No. 6 Tahun 2001 tentang Pendayagunaan Telematika. Dalam bidang yang sama, khususnya terkait dengan pengaturan dan pelaksanaan mengenai berbagai bidang usaha yang bergerak di sektor telematika, diatur oleh Direktorat Jenderal Aplikasi Telematika (Dirjen Aptel) yang kedudukannya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia.
Selanjutnya, teknologi mobile phone begitu cepat pertumbuhannya. Bukan hanya dimiliki oleh hampir seluruh lapisan masyarakat Indonesia, fungsi yang ditawarkan terbilang canggih. Muatannya antara 1 Gigabyte, dapat berkoneksi dengan internet juga stasiun televisi, dan teleconference melalui 3G. Teknologi komputer demikian, kini hadir dengan skala tera (1000 Gigabyte), multi processor, multislot memory, dan jaringan internet berfasilitas wireless access point. Bahkan, pada kafe dan kampus tertentu, internet dapat diakses dengan mudah, dan gratis.
Terkait dengan hal tersebut, Depkominfo mencatat bahwa sepanjang tahun 2007 yang lalu, Indonesia telah mengalami pertumbuhan 48% persen terutama di sektor selular yang mencapai 51% dan FWA yang mencapai 78% dari tahun sebelumnya. Selain itu, dilaporkan tingkat kepemilikan komputer pada masyarakat juga mengalami pertumbuhan sangat signifikan, mencapai 38.5 persen. Sedangkan angka pengguna Internet mencapai jumlah 2 juta pemakai atau naik sebesar 23 persen dibanding tahun 2006. Tahun 2008 ini diharapkan bisa mencapai angka pengguna 2,5 juta.
Data statistik tersebut menunjukkan aplikasi telematika cukup signifikan di Indonesia. Namun demikian, telematika masih perlu disosialisasikan lebih intensif kepada semua lapisan masyarakat tanpa terkecuali. Pemberdayaan manusianya, baik itu aparatur Negara ataupun non-pemerintah, harus terus ditumbuhkembangkan.
Selama perkembangan telematika di Indonesia sekitar tiga dasawarsa belakangan ini, membawa implikasi di berbagai bidang. Kemudahan yang disuguhkan telematika akan meningkatkan kinerja usaha, menghemat biaya, dan memperbaiki kualitas produk. Masyarakat juga mendapat manfaat ekonomis dan peningkatan kualitas hidup.
Peluang untuk memperoleh informasi bernuansa porno dan bentuk kekerasan lainnya, dapat terealisir. Di lain pihak, segi individualis dan a-sosial amat mungkin akan banyak menggejala di masyarakat. Walaupun demikian, masih banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi perilaku masyarakat tertentu dan faktor yang sama dapat berdampak lain pada lingkungan yang berbeda.
Tren Ke Depan Usaha Telematika
Pada prinsipnya berbagai jenis usaha di dunia telematika dapat di pilah-pilah menjadi berbagai usaha yang sifatnya modular tidak terlalu tergantung satu dengan lainnya. Beberapa servis seperti NIC servis & CA/RA/PKI servis memang merupakan servis pendukung yang sifatnya tidak terlalu profit-oriented, akan tetapi tidak bisa di pisahkan dari usaha yang didukungnya.
Secara umum model yang ingin di usulkan terlihat dalam gambar model terlampir. Model dibuat modular yang berarti entitas industri di masing-masing segmen di usahakan untuk bisa berdiri sendiri tidak harus tergantung satu sama lain.
Ada lima (5) kelompok besar segmen industri jasa yang di identifikasi yaitu:
1. Infrastruktur Telekomunikasi (biasanya risiko bisnis paling besar)
2. Infrastruktur Internet (biasanya risiko bisnis sedang & rendah)
3. Hosting service (biasanya risiko bisnis rendah)
4. Transaction type service (biasanya risiko bisnis rendah).
5. Content / knowledge producer (biasanya risiko bisnis rendah).
Ada dua (2) arah utama yang terjadi di level aplikasi yang pertama ke arah jasa yang sifatnya transaksi (biasanya di sini yang berputar adalah uang & barang) yang ke dua lebih ke arah transaksi pengetahuan & informasi. Karakteristik dari kedua arah tersebut akan berbeda; sayang sekarang ini yang lebih di gembar-gemborkan terutama e-commerce – padahal jika kita cukup pandai (dalam arti berpengetahuan banyak) maka bermain-main di k-commerce akan lebih menarik.
Ada tiga (3) hal utama yang akan menentukan kehidupan / tingkat kompetisi maupun kontrol pemerintah di jenis usaha yang dipilih, tiga (3) hal tersebut adalah:
• Tingkat risiko bisnis.
• Kontrol kualitas.
• Tanggung jawab sosial (menjamin proses cross subsidi).
Pada tingkat risiko bisnis yang rendah, sebaiknya pasar di bebaskan dari proses lisensi atau perizinan – kompetisi bebas diberlakukan konsekuensinya kontrol kualitas di lakukan sendiri oleh masyarakat; pemerintah dapat memfasilitasi transparansi kualitas entitas. Sebaliknya untuk tingkat risiko bisnis yang tinggi, proses perizinan atau lisensi yang di ikuti kontrol kualitas dari pemerintah. Yang perlu diperhatikan barangkali membuat semua proses menjadi transparan ke masyarakat banyak.
Dalam hal semua jenis usaha pada akhirnya bukan teknologi yang akan memenangkan pertandingan. Teknologi hanyalah alat bantu semata, kemenangan hanya bisa diperoleh dari keberhasilan dalam membentuk massa yang real di masyarakat. Dalam dunia informasi yang biasanya massanya berpendidikan, proses community building agak lebih pelik dari pada dunia biasa. Konsep penggalangan massa seperti para partai politik di dunia nyata tidak mungkin dilakukan di dunia maya. Interaksi dua arah berbentuk diskusi, di talkshow, di kolom-kolom media di tumpu oleh kemampuan leadership (kepemimpinan), total customer satisfaction dan komitmen kepada masyarakat berpengetahuan akan menjadi kunci keberhasilan dalam melibatkan masyarakat dalam kebersamaan. Fungsi fasilitator sangat erat di dunia maya sangat berbeda dengan dunia nyata yang lebih mementingkan struktur dan komando.
sumber : http://welcometoadventure.blogspot.com/2010/10/definisi-perkembangan-dan-tren-ke-depan.html
http://dhaaprincipino.blogspot.com/2012/10/definisi-perkembangan-dan-trend.html
Layanan - Layanan Telematika
Layanan Telematika
Berdasarkan Instruksi Pesiden Republik Indonesia (Inpres) nomor 6 tahun 2001. Pesatnya
kemajuan teknologi telekomunikasi, media, dan informatika atau disingkat sebagai teknologi
telematika serta meluasnya perkembangan infrastruktur informasi global telah merubah pola dan cara kegiatan bisnis dilaksanakan di industri, perdagangan, dan pemerintah. Perkembanganilmu pengetahuan dan masyarakat informasi telah menjadi paradigma global yang dominan. Kemampuan untuk terlibat secara efektif dalam revolusi jaringan informasi akan menentukan masa depan kesejahteraan bangsa.
A. Layanan Telematika dibidang Informasi
Penggunaan teknologi telematika dan aliran informasi harus selalu ditujukan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, termasuk pemberantasan kemiksinan dan kesenjangan, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Selain itu, teknologi telematika juga harus diarahkan untuk menjembatani kesenjangan politik dan budaya serta meningkatkan
keharmonisan di kalangan masyarakat Wartel dan Warnet memainkan peranan penting dalam masyarakat. Warung Telekomunikasi dan Warung Internet ini secara berkelanjutan memperluas jangkauan pelayanan telepon dan internet, baik di daerah kota maupun desa, bagi pelanggan yang tidak memiliki akses sendiri di tempat tinggal atau di tempat kerjanya. Oleh karena itu langkah-langkah lebih lanjut untuk mendorong pertumbuhan jangkauan dan kandungan informasi pelayanan publik, memperluas pelayanan kesehatan dan pendidikan, mengembangkan sentra-sentra pelayanan masyarakat perkotaan dan pedesaan, serta menyediakan layanan “e-commerce” bagi usaha kecil dan menengah, sangat diperlukan. Dengan demikian akan terbentuk Balai-balai Informasi. Untuk melayani lokasi- lokasi yang tidak terjangkau oleh masyarakat.
B. Layanan Telematika di bidang Keamanan
Layanan telemaatika juga dimanfaatkan pada sektor– sektor keamanan seperti yang sudah dijalankan oleh Polda Jatim yang memanfaatkan TI dalam rangka meningkatkan pelayanan keamanan terhadap masyarakat. Kira-kira sejak 2007 lalu, membuka layanan pengaduan atau laporan dari masyarakat melalui SMS dengan kode akses 1120. Selain itu juga telahdilaksanakan sistem online untuk pelayanan di bidang Lalu Lintas. Polda Jatim memiliki websitedi http://www.jatim.polri.go.id, untuk bisa melayani masyarakat melalui internet. Hingga kini masih terus dikembangkan agar dapat secara maksimal melayani masyarakat. Bahkan Badan Reserse dan Kriminal (Bareskrim) Polda Jatim sudah banyak memanfaatkan fasilitas website ini
dan sangat bermanfaat dalam menangani kasus-kasus yang sedang terjadi dan lebih mudah dalam memantau setiap perkembangan kasus atau laporan, baik laporan dari masyarakat maupun laporan internal untuk Polda Jatim sendiri. Bukan hanya penanganan kasus kejahatan semata, tapi juga termasuk laporan terkait lalu lintas, intelijen, tindak pidana ringan (tipiring) di
masyarakat, pengamanan untuk pemilu, termasuk laporan bencana alam. Masyarakat juga bisa
menyampaikan uneg-uneg atau opini mengenai perilaku dan layanan dari aparat kepolisian
melalui email atau website . Semoga saja daerah– daerah lainnya yang tersebar diseluruh
Indonesia dapat memanfaatkan teknologi telematika seperti halnya Polda Jatim agar terciptanya negara Indonesia yang aman serta disiplin. Indonesia perlu menciptakan suatu lingkungan legislasi dan peraturan perundang-undangan.Upaya ini mencakup perumusan produk-produk hukum baru di bidang telematika (cyber law) yang mengatur keabsahan dokumen elektronik, tanda tangan digital, pembayaran secara elektronik, otoritas sertifikasi, kerahasiaan, dan keamanan pemakai layanan pemakai layanan jaringan informasi. Di samping itu, diperlukan pula penyesuaian berbagai peraturan perundang-undangan yang telah ada, seperti mengatur HKI, perpajakan dan bea cukai, persaingan usaha, perlindungan konsumen, tindakan pidana, dan penyelesaian sengketa. Pembaruan perauran perundang-udangan tersebut dibutuhkan untuk memberikan arah yang jelas, transparan, objektif, tidak diskriminatif, proporsional, fleksibel, serta selaras dengan dunia internasional dan tidak bias pada teknologi tertentu. Pembaruan itu juga diperlukan untuk membentuk ketahanan dalam menghadapi berbagai bentuk ancaman dan kejahatan baru yang timbul sejalan dengan perkembangan telematika.
C. Layanan Context Aware dan Event-Based
Di dalam ilmu komputer menyatakan bahwa perangkat komputer memiliki kepekaan dan dapat
bereaksi terhadap lingkungan sekitarnya berdasarkan informasi dan aturan-aturan tertentu yang tersimpan di dalam perangkat. Gagasan inilah yang diperkenalkan oleh Schilit pada tahun 1994 dengan istilah context-awareness. Context-awareness adalah kemampuan layanan network untuk mengetahui berbagai konteks, yaitu kumpulan parameter yang relevan dari pengguna (user) dan penggunaan network itu, serta memberikan layanan yang sesuai dengan parameter-parameter itu. Beberapa konteks yang dapat digunakan antara lain lokasi user, data dasar user, berbagai preferensi user, jenis dan kemampuan terminal yang digunakan user. Sebagai contoh : ketika seorang user sedang mengadakan rapat, maka context-aware mobile phone yang dimiliki user akan langsung menyimpulkan bahwa user sedang mengadakan rapat dan akan menolak seluruh panggilan telepon yang tidak penting. Dan untuk saat ini, konteks location awareness dan activity recognition yang merupakan bagian dari context-awareness menjadi pembahasan utama di bidang penelitian ilmu komputer.
Tiga hal yang menjadi perhatian sistem context-aware menurut Albrecht Schmidt, yaitu:
1. The acquisition of context.
Hal ini berkaitan dengan pemilihan konteks dan bagaimana cara memperoleh konteks
yang diinginkan, sebagai contoh : pemilihan konteks lokasi, dengan penggunaan suatu
sensor lokasi tertentu (misalnya: GPS) untuk melihat situasi atau posisi suatu lokasi
tersebut.
2. The abstraction and understanding of context.
Pemahaman terhadap bagaimana cara konteks yang dipilih berhubungan dengan kondisi
nyata, bagaimana informasi yang dimiliki suatu konteks dapat membantu meningkatkan
kinerja aplikasi, dan bagaimana tanggapan sistem dan cara kerja terhadap inputan dalam
suatu konteks.
3. Application behaviour based on the recognized context.
Terakhir, dua hal yang paling penting adalah bagaimana pengguna dapat memahami
sistem dan tingkah lakunya yang sesuai dengan konteks yang dimilikinya serta
bagaimana caranya memberikan kontrol penuh kepada pengguna terhadap sistem.
D. Layanan Perbaikan Sumber
TELEMETIKA UNTUK MEMPERSATUKAN BANGSA DAN MEMBERDAYAKAN
RAKYAT
Indonesia pada saat ini tengah dalam masa transisi menuju negara demokrasi. Dengan sistem
pemerintahan yang terdesentralisasi dalam negara kesatuan dan persatuan bangsa yang kukuh.
Untuk mempercepat proses demokrasi dalam kesatuan dan persatuan tersebut, Indonesia harus
mampu mendayagunakan potensi teknologi telematika untuk keperluan :
1. Meniadakan hambatan pertukaran informasi antar masyarakat dan antar wilayah negara,
karena hanya dengan demikian berbagai bentuk kesenjangan yang mengancam kesatuan
bangsa dapat teratasi secara bertahap;
2. Memberikan kesempatan yang sama serta meningkatkan ketersediaan informasi dan
pelayanan publik yang diperlukan untuk memperbaiki kehidupan sosial dan ekonomi
masyarakat, serta memperluas jangkauannya agar dapat mencapai seluruh wilayah
negara;
3. Memperbesar kesempatan bagi usaha kecil dan menengah untuk berkembang karena
dengan teknologi telematika mampu memanfaatkan pasar yang lebih luas;
4. Meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan kemampuan inovasi dalam sektor produksi,
serta memperlancar rantai distribusi,agar daya saing ekonomi nasional dalam persaingan
global dapat diperkuat;
5. Meningkatkan transparansi dan memperbaiki efisiensi pelayanan publik, serta
memperlancar interaksi antar lembaga-lembaga pemerintah, baik pada tingkat
pusat maupun daerah, sebagai landasan untuk membentuk kepemerintahan yang
efektif, bersih,dan berorientasi pada kepentingan rakyat.
SUMBER:http://www.scribd.com/doc/42654932/Pengantar-Telematika-4ka04-Layanan-Telematika
http://dhaaprincipino.blogspot.com/2012/10/layanan-layanan-telematika.html
Definisi Serta Cara Kerja Wireless Networking dan Terminal
Definisi Wireless
Wireless atau disebut nirkabel, adalah teknologi yang menghubungkan dua piranti untuk bertukar data tanpa media kabel. Data dipertukarkan melalui media gelombang cahaya tertentu (seperti teknologi infra merah pada remote TV) atau gelombang radio (seperti bluetooth pada komputer dan ponsel) dengan frekuensi tertentu.
Kelebihan teknologi ini adalah mengeliminasi penggunaan kabel, yang bisa cukup menganggu secara estetika, dan juga kerumitan instalasi untuk menghubungkan lebih dari 2 piranti bersamaan. Misalnya: untuk menghubungkan sebuah 1 komputer server dengan 100 komputer client, dibutuhkan minimal 100 buah kabel, dengan panjang bervariasi sesuai jarak komputer klien dari server. Jika kabel2 ini tidak melalui jalur khusus yang ditutupi (seperti cable tray atau conduit), hal ini dapat mengganggu pemandangan mata atau interior suatu bangunan. Pemandangan tidak sedap ini tidak ditemui pada hubungan antar piranti berteknologi nirkabel.
wireless adalah teknologi tanpa kabel, dalam hal ini adalah melakukan hubungan telekomunikasi dengan menggunakan gelombang elektromagnetik sebagai pengganti kabel. Saat ini teknologi wireless berkembang dengan pesat, secara kasat mata dapat dilihat dengan semakin banyaknya pemakaian telepon sellular, selain itu berkembang pula teknologi wireless yang digunakan untuk akses internet
contohnya :
a. infrared(IR)
b. wireless wide area network (bluetooth)
c. Radio Frequency (RF)
d. wireless personal area network /telepon seluler(GSM/CDMA)
e. wireless lan (802.11)
sumber : http://wireless3.wordpress.com/2011/07/26/definisi-wireless/
Cara Kerja Wireless
Untuk menghubungkan sebuah computer yang satu dengan yang lain, maka diperlukan adanya Jaringan Wireless. Menurut sebuah buku yang bersangkutan, supaya komputer-komputer yang berada dalam wilayah JaringanWirelessbisa sukses dalam mengirim dan menerima data, dari dan ke sesamanya, maka ada tiga komponen dibutuhkan, yaitu:
Sinyal Radio (Radio Signal).
Format Data (Data Format).
Struktur Jaringan atau Network (Network Structure).
Masing-masing dari ketiga komponen ini berdiri sendiri-sendiri dalam cara kerja dan fungsinya. Kita mengenal adanya 7 Model Lapisan OSI (Open System Connection), yaitu:
Physical Layer (Lapisan Fisik)
Data-Link Layer (Lapisan Keterkaitan Data)
Network Layer (Lapisan Jaringan)
Transport Layer (Lapisan Transport)
Session Layer (Lapisan Sesi)
Presentation Layer (Lapisan Presentasi)
Application Layer (Lapisan Aplikasi)
Masing-masing dari ketiga komponen yang telah disebutkan di atas berada dalam lapisan yang berbeda-beda. Mereka bekerja dan mengontrol lapisan yang berbeda. Sebagai contoh:
Sinyal Radio (komponen pertama), bekerja pada physical layer, atau lapisan fisik. Lalu Format Data atau Data Format mengendalikan beberapa lapisan diatasnya. Dan struktur jaringan berfungsi sebagai alat untuk mengirim dan menerima sinyal radio.
Lebih jelasnya, cara kerja wireless LAN dapat diumpakan seperti cara kerja modem dalam mengirim dan menerima data, ke dan dari internet. Saat akan mengirim data, peralatan-peralatan Wireless tadi akan berfungsi sebagai alat yang mengubah data digital menjadi sinyal radio. Lalu saat menerima, peralatan tadi berfungsi sebagai alat yang mengubah sinyal radio menjadi data digital yang bisa dimengerti dan diproses oleh komputer.
sumber : www.boykepriutama.com/bagaiamana-cara-kerja-wireless/
Definisi Terminal
Sebuah layanan yang digunakan untuk mengakses data, aplikasi sampai desktop Windows yang terdapat di sebuah Komputer/Server jarak jauh melalui sebuah jaringan.
Terminal Services sangat cocok di gunakan untuk pengembangan aplikasi yang terpusat (tersentralisasi), perusahaan2 yang masih banyak memiliki komputer lama (dengan resource yang rendah) dan tidak mampu melakukan peremajaanresource, tidak terlalu membutuhkan bandwidth yang besar dan sangat cocok untuk lingkungan intranet.
Dalam hal ini bukan tidak cocok untuk menggunakan koneksi internet tapi dengan melakukan koneksi ke Terminal Serverdengan menggunakan protokol RDP tanpa dibungkus dengan enkripsi maka akan sangat riskan dan rawan ancaman dari cracking.
Tapi jangan khawatir dengan hal itu karena di Windows 2008 Server Terminal Services hadir dengan kemampuan baru yang salah satunya adalah Terminal Service Gateway-nya yang mengijinkan user untuk melakukan koneksi ke Terminal Server dengan manggunakan protokol HTTPS yang menggunakan port 443. Dengan menggunakan protokol HTTPS koneksi ke server akan dienkripsi dan hal ini akan membuat koneksi jauh lebih aman, untuk lebih detailnya akan saya bahas dalam artikel berikutnya.
sumber : http://kreada.blogspot.com/2009/02/pengertian-terminal-services.html
Cara Kerja Terminal Service
Dump Terminal mengirimkan data dan informasi lainya ke Mainframe dan selanjutnya Mainframe-lah yang akan melakukan proses, selanjutnya setelah selesai di proses Mainframe akan mengirimkan informasi yang telah di proses ke Dump Terminal kemudian akan memperbarui tampilan dari Dump Terminal.
sumber : http://mugi.or.id/blogs/andiksusilo/archive/2009/01/06/history-of-terminal-services.aspx
http://dhaaprincipino.blogspot.com/2012/10/definisi-serta-cara-kerja-wireless.html
Enterprise Resources Planning (ERP)
DEFINISI ERP (Enterprise Resource Planning) System adalah sistem informasi yang diperuntukkan bagi perusahan manufaktur maupun jasa yang berperan mengintegrasikan dan mengotomasikan proses bisnis yang berhubungan dengan aspek operasi, produksi maupun distribusi di perusahaan bersangkutan.
LATAR BELAKANG PENGEMBANGAN ERP
ERP berkembang dari Manufacturing Resource Planning (MRP II) dimana MRP II sendiri adalah hasil evolusi dari Material Requirement Planning (MRP) yang berkembang sebelumnya. Sistem ERP secara modular biasanya mengangani proses manufaktur, logistik, distribusi, persediaan (inventory), pengapalan, invoice dan akunting perusahaan. Ini berarti bahwa sistem ini nanti akan membantu mengontrol aktivitas bisnis seperti penjualan, pengiriman, produksi, manajemen persediaan, manajemen kualitas dan sumber daya manusia.
ERP sering disebut sebagai Back Office System yang mengindikasikan bahwa pelanggan dan publik secara umum tidak dilibatkan dalam sistem ini. Berbeda dengan Front Office System yang langsung berurusan dengan pelanggan seperti sistem untuk e-Commerce, Costumer Relationship Management (CRM), e-Government dan lain-lain.
MODEL/KOMPONEN ERP
Secara modular, software ERP biasanya terbagi atas modul utama yakni Operasi serta modul pendukung yakni Finansial dan Akunting serta Sumber Daya Manusia:
Modul Operasi: General Logistics, Sales and Distribution, Materials Management, Logistics Execution, Quality Management, Plant Maintenance, Customer Service, Production Planning and Control, Project System, Environment Management.
Modul Financial & Akuntansi: General Accounting, Financial Accounting, Controlling, Investment Management, Treasury, Enterprise Controlling
Modul Sumber Daya Manusia: Personnel Management, Personnel Time Management, Payroll, Training and Event Management, Organizational Management, Travel Management.
SOFTWARE ERP
Berikut beberapa software ERP yang saat ini beredar di pasaran:
SAP
JDE
BAAN
MFGPro
Protean
Compiere
Adempiere
OneSoft SME Business Solution
MANFAAT MENGGUNAKAN ERP
Berikut ini adalah sebagian kecil manfaat dengan diaplikasikannya ERP bagi perusahaan:
Integrasi data keuangan: untuk mengintegrasikan data keuangan sehingga top management bisa melihat dan mengontrol kinerja keuangan perusahaan dengan lebih baik.
Standarisasi Proses Operasi: menstandarkan proses operasi melalui implementasi best practice sehingga terjadi peningkatan produktivitas, penurunan inefisiensi dan peningkatan kualitas produk.
Standarisasi Data dan Informasi: menstandarkan data dan informasi melalui keseragaman pelaporan, terutama untuk perusahaan besar yang biasanya terdiri dari banyak business unit dengan jumlah dan jenis bisnis yang berbeda-beda.
TIPS MEMILIH ERP
Berikut adalah beberapa tips bagaimana cara memilih ERP yang sesuai bagi perusahaan:
Knowledge & Experience: knowledge adalah pengetahuan tentang bagaimana cara sebuah proses seharusnya dilakukan, jika segala sesuatunya berjalan lancer. Experience adalah pemahaman terhadap kenyataan tentang bagaimana sebuah proses seharusnya dikerjakan dengan kemungkinan munculnya permasalahan. Knowledge tanpa experience menyebabkan orang membuat perencanaan yang terlihat sempurna tetapi kemudian terbukti tidak bisa diimplementasikan. Experience tanpa knowledge bisa menyebabkan terulangnya atau terakumulasinya kesalahan dan kekeliruan karena tidak dibekali dengan pemahaman yang cukup.
Selection Methodology: ada struktur proses seleksi yang sebaiknya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan perusahaan dalam memilih ERP. Proses seleksi tidak harus selalu rumit agar efektif. Yang penting organized, focused dan simple. Proses seleksi ini biasanya berkisar antara 5-6 bulan sejak dimulai hingga penandatanganan order pembelian ERP. Berikut ini adalah akivitas yang sebaiknya dilakukan sebagai bagian dari proses pemilihan software ERP: analisa strategi bisnis, analisa sumber daya manusia, analisa infrastruktur dan analisa software.
Analisa Business Strategy: bagaimana level kompetisi di pasar dan apa harapan dari customers? Adakah keuntungan kompetitif yang ingin dicapai? Apa strategi bisnis perusahaan dan objectives yang ingin dicapai? Bagaimana proses bisnis yang sekarang berjalan vs proses bisnis yang diinginkan? Adakah proses bisnis yang harus diperbaiki? Apa dan bagaimana prioritas bisnis yang ada dan adakah rencana kerja yang disusun untuk mencapai objektif dan prioritas tersebut? Target bisnis seperti apa yang harus dicapai dan kapan?
Analisa People: bagaimana komitment top management thd usaha untuk implementasi ERP? Siapa yang akan mengimplementasikan ERP dan siapa yang akan menggunakannya? Bagaimana komitmen dari tim implementasi? Apa yang diharapkan para calon user thd ERP? Adakah ERP champion yang menghubungkan top management dengan tim? Adakah konsultan dari luar yang disiapkan untuk membantu proses persiapan?
Analisa Infrastruktur: bagaimanakah kelengkapan infrastruktur yang sudah ada (overall networks, permanent office systems, communication system dan auxiliary system)? Seberapa besar budget untuk infrastruktur? Apa infrastruktur yang harus disiapkan?
Analisa Software: apakah software tsb cukup fleksibel dan mudah disesuaikan dengan kondisi perusahaan? Apakah ada dukungan service dari supplier, tidak hanya secara teknis tapi juga untuk kebutuhan pengembangan sistem di kemudian hari? Seberapa banyak waktu untuk implementasi yang tersedia? Apakah software memiliki fungsi yang bisa meningkatkan proses bisnis perusahaan?
PEDOMAN IMPLEMENTASI ERP
Berikut ini adalah ringkasan poin-poin yg bisa digunakan sebagai pedoman pada saat implementasi ERP:
ERP adalah bagian dari infrastruktur perusahaan, dan sangat penting untuk kelangsungan hidup perusahaan. Semua orang dan bagian yang akan terpengaruh oleh adanya ERP harus terlibat dan memberikan dukungan terhadap jalannya ERP.
ERP ada untuk mendukung fungsi bisnis dan meningkatkan produktivitas, bukan sebaliknya. Tujuan implementasi ERP adalah untuk meningkatkan daya saing perusahaan.
Pelajari kesuksesan dan kegagalan implementasi ERP, jangan berusaha membuat sendiri praktek implementasi ERP. Ada metodologi tertentu untuk implementasi ERP yang lebih terjamin keberhasilannya.
Penyebab Gagalnya ERP:
Waktu dan biaya implementasi yang melebihi anggaran
Pre-implementation tidak dilakukan dengan baik
Strategi operasi tidak sejalan dengan business process design dan pengembangannya
Orang-orang tidak disiapkan untuk menerima dan beroperasi dengan sistem yang baru
Tanda-tanda kegagalan ERP
Kegagalan ERP biasanya ditandai oleh adanya hal-hal sebagai berikut:
Kurangnya komitmen top management
Kurangnya pendefinisian kebutuhan perusahaan (analisa strategi bisnis)
Cacatnya proses seleksi software (tidak lengkap atau terburu-buru memutuskan)
Kurangnya sumber daya (manusia, infrastruktur dan modal)
Kurangnya ‘buy in’ sehingga muncul resistensi untuk berubah dari para karyawan
Kesalahan penghitungan waktu implementasi
Tidak cocoknya software dgn business process
Kurangnya training dan pembelajaran
Cacatnya project design & management
Kurangnya komunikasi
Saran penghematan yang menyesatkan
BENTUK CONTOH APLIKASI/PENERAPAN
Pada tulisan di bawah ini akan dibahas sebuah software ERP yang sangat terkenal yaitu SAP (dikutip dari IlmuKomputer.com )
Pengenalan SAP
SAP merupakan software yang banyak dipakai di perusahaan besar untuk mendukung integrasi proses bisnis. Lima tahun terakhir, di perusahaan negara-negara Asia, termasuk Indonesia, sedang gencar-gencarnya mengimplementasikannya. Software buatan Jerman ini telah lama dipakai di perusahaan besar Eropa dan Amerika.
Di Indonesia, banyak perusahaan besar yang telah mengimplementasikan SAP, misalnya Astra International, Toyota Astra Motor, Toyota Motor Manufacturing Indonesia, Bentoel Prima, United Tractor, Daihatsu Motor, Pertamina, Aqua, Telkomsel, Auto 2000, Blue Bird dan masih banyak perusahaan lagi yang tidak mungkin disebutkan satu persatu. Modul yang diimplementasikan tiap perusahaan pun beragam. Ada yang hanya memakai untuk keperluan area tertentu seperti Financial Accounting saja atau Sales and Distributon saja, namun banyak pula yang mengintegrasikan beberapa modul.
Apa itu SAP?
SAP (System Application and Product in data processing ) adalah suatu software yang dikembangkan untuk mendukung suatu organisasi dalam menjalankan kegiatan operasionalnya secara lebih efisien dan efektif. SAP merupakan software Enterprise Resources Planning (ERP), yaitu suatu tools IT dan manajemen untuk membantu perusahaan merencanakan dan melakukan berbagai aktivitas sehari-hari.
SAP terdiri dari sejumlah modul aplikasi yang mempunyai kemampuan mendukung semua transaksi yang perlu dilakukan suatu perusahaan dan tiap aplikasi bekerja secara berkaitan satu dengan yang lainnya. Semua modul aplikasi di SAP dapat bekerja secara terintegrasi/terhubung yang satu dengan lainnya.
Modul-modul dalam SAP
SAP terdiri dari modul-modul aplikasi sebagai berikut :
SD-Sales & Distribution: membantu meningkatkan efisiensi kegiatan operasional berkaitan dengan proses pengelolaan customer order (proses sales, shipping dan billing)
MM-Materials Management: membantu menjalankan proses pembelian (procurement) dan pengelolaan inventory
PP-Production Planning: membantu proses perencanaan dan kontrol daripada kegiatan produksi (manufacturing) suatu perusahaan.
QM-Quality Management: membantu men-cek kualitas proses-proses di keseluruhan rantai logistik
PM-Plant Maintenance: suatu solusi untuk proses administrasi dan perbaikan sistem secara teknis
HR-Human Resources Management: mengintegrasikan proses-proses HR mulai dari aplikasi pendaftaran, administrasi pegawai, management waktu, pembiayaan untuk perjalanan, sampai ke proses pembayaran gaji pegawai
FI-Financial Accounting: Mencakup standard accounting cash management (treasury), general ledger dan konsolidasi untuk tujuan financial reporting.
CO-Controlling: Mencakup cost accounting, mulai dari cost center accounting, cost element accounting, dan analisa profitabilitas
AM-Asset Management: Membantu pengelolaan atas keseluruhan fixed assets, meliputi proses asset accounting tradisional dan technical assets management, sampai ke investment controlling
PS-Project System: Mengintegrasikan keseluruhan proses perencanaan project, pengerjaan dan kontrol
Dampak Integrasi
Dengan mengimplementasikan SAP di suatu organisasi akan mengintegrasikan sistem yang berakibat:
Perubahan yang dilakukan pada satu modul secara otomatis akan mengupdate modul yang lainnya bila informasi yang dirubah berkaitan dengan modul tersebut. Data akan terupdate secara langsung begitu user menginput data ke dalam sistem. Hal ini yang dikenal dengan istilah “real-time processing”
Integrasi secara sistem bisa terjadi dengan syarat bahwa seluruh perusahaan harus menggunakan satu sumber data yang sama, baik untuk data customer, data product maupun data vendor.
Transparansi data – Semua user yang mempunyai akses ke sistem akan dapat melihat semua informasi yang paling up-to-date setiap saat diperlukan walaupun informasi tersebut di-input oleh user lainpun.
Parameter Integrasi
Suatu karakteristik utama yang menandakan suksesnya integrasi informasi dalam suatu perusahaan adalah bahwa segala informasi hanya perlu di input satu kali saja pada sistem.
Sistem SAP memungkinkan hal ini terjadi dengan mentransfer/mengcopy informasi yang sudah di-input pada satu dokumen ke dokumen lainnya sehingga mengurangi pekerjaan input data dan sekaligus mengupdate semua dokumen yang berkaitan dengan rangkaian proses tertentu.
Data di SAP
Tipe data yang terdapat dalam sistem SAP:
Data Transaksi: data yang digunakan untuk melakukan transaksi di SAP, contoh: membuat purchase order. Setiap transaksi akan tersimpan di dalam satu dokumen tertentu
Master Data: data utama yang harus dibuat dengan benar supaya transaksi bisa dilakukan, contoh: material master, vendor master, customer master. Master data tersimpan secara terpusat dan digunakan oleh seluruh modul aplikasi dalam sistem SAP
Proses Bisnis dan Fungsi dalam SAP
Sistem SAP dikembangkan dengan tujuan untuk mengintegrasikan keseluruhan rangkaian proses bisnis yang terdapat pada suatu organisasi.
Dalam suatu organisasi, misalnya perusahaan manufacturing, ini berarti integrasi keseluruhan proses supply chain – mulai dari supplier sampai dengan customer – dalam suatu rangkaian proses yang saling berbagi informasi.
sumber : http://dhaaprincipino.blogspot.com/2012/10/enterprise-resources-planning-erp.html
Minggu, 25 Maret 2012
PROPOSAL SKRIPSI
WAWANCARA PENELITIAN
ANALISIS STRATEGI BISNIS PADA
PT. XXXX XXXXX
Kuesioner ini merupakan model kuesioner terbuka kerena jawaban seluruhnya berasal dari perusahaan Bapak/Ibu. Dan data dari hasil kuesioner ini setelahnya tidak akan disebarluaskan karena hasilnya hanya akan digunakan oleh penulis untuk kebutuhan skripsi ini di Universitas Bina Nusantara.
Peneliti adalah mahasiswa jurusan Ekonomi Manajemen Universitas Bina Nusantara angkatan 2001 dengan jenjang S1 semester akhir dan saat ini sedang dalam penyusunan skripsi.
Saya mohon kiranya Bapak/Ibu bersedia meluangkan waktu untuk menjawab beberapa pertanyaan pada kuesioner dibawah ini.

Dilihat dari faktor internal perusahaan:
- Menurut pendapat Bapak/Ibu apa yang menjadi kekuatan dari PT. XXXX XXXXX ?
· ...............................................................................................................
· ...............................................................................................................
· ...............................................................................................................
· ...............................................................................................................
· ...............................................................................................................
- Menurut pendapat Bapak/Ibu apa yang menjadi kelemahan PT. XXXX XXXXX ?
· ................................................................................................................
· ................................................................................................................
· ................................................................................................................
· ...............................................................................................................
· ...............................................................................................................
Dilihat dari faktor Eksternal Perusahaan :
1. Menurut pendapat Bapak/Ibu apa yang menjadi peluang PT. XXXX XXXXX ?
· ...............................................................................................................
· ...............................................................................................................
· ................................................................................................................
· ...............................................................................................................
· ...............................................................................................................
2. Menurut pendapat Bapak/Ibu apa yang menjadi ancaman PT. XXXX XXXXX ?
· ...............................................................................................................
· ...............................................................................................................
· ...............................................................................................................
· ................................................................................................................
· ................................................................................................................
Kuesioner Pembobotan Faktor Internal PT. XXXX XXXXX
No | Keterangan | Mana yang lebih berpengaruh (A dan B) | Bobot |
1 | A. Produk yang memiliki kualitas yang baik B. Harga produk yang relatif stabil | | |
2 | A. Produk yang memiliki kualitas yang baik B. Adanya layanan purna jual | | |
3 | A. Produk yang memiliki kualitas yang baik B. Lokasi perusahaan yang strategis | | |
4 | A. Produk yang memiliki kualitas yang baik B. Adanya brand image yang baik | | |
5 | A. Produk yang memiliki kualitas yang baik B. Model Kurang Mengikuti Trend Pasar | | |
6 | A. Produk yang memiliki kualitas yang baik B. Kurangnya Disiplin Karyawan | | |
7 | A. Produk yang memiliki kualitas yang baik B. Keterlambatan Pengiriman Barang Ke Luar kota | | |
8 | A. Produk yang memiliki kualitas yang baik B. Pembagian Tugas Kerja Yang Tidak Teratur | | |
9 | A. Produk yang memiliki kualitas yang baik B. Kerusakan Barang Pada Saat Pengiriman | | |
10 | A. Harga produk yang relatif stabil B. Adanya layanan purna jual | | |
11 | A. Harga produk yang relatif stabil B. Lokasi perusahaan yang strategis | | |
12 | A. Harga produk yang relatif stabil B. Adanya brand image yang baik | | |
13 | A. Harga produk yang relatif stabil B. Model Kurang Mengikuti Trend Pasar | | |
14 | A. Harga produk yang relatif stabil B. Kurangnya Disiplin Karyawan | | |
15 | A. Harga produk yang relatif stabil B. Keterlambatan Pengiriman Barang Ke Luar kota | | |
16 | A. Harga produk yang relatif stabil B. Pembagian Tugas Kerja Yang Tidak Teratur | | |
17 | A. Harga produk yang relatif stabil B. Kerusakan Barang Pada Saat Pengiriman | | |
18 | A. Adanya layanan purna jual B. Lokasi perusahaan yang strategis | | |
19 | A. Adanya layanan purna jual B. Adanya brand image yang baik | | |
20 | A. Adanya layanan purna jual B. Model Kurang Mengikuti Trend Pasar | | |
21 | A. Adanya layanan purna jual B. Kurangnya Disiplin Karyawan | | |
22 | A. Adanya layanan purna jual B. Keterlambatan Pengiriman Barang Ke Luar kota | | |
23 | A. Adanya layanan purna jual B. Pembagian Tugas Kerja Yang Tidak Teratur | | |
24 | A. Adanya layanan purna jual B. Kerusakan Barang Pada Saat Pengiriman | | |
25 | A. Lokasi perusahaan yang strategis B. Adanya brand image yang baik | | |
26 | A. Lokasi perusahaan yang strategis B. Model Kurang Mengikuti Trend Pasar | | |
27 | A. Lokasi perusahaan yang strategis B. Kurangnya Disiplin Karyawan | | |
28 | A. Lokasi perusahaan yang strategis B. Keterlambatan Pengiriman Barang Ke Luar kota | | |
29 | A. Lokasi perusahaan yang strategis B. Pembagian Tugas Kerja Yang Tidak Teratur | | |
30 | A. Lokasi perusahaan yang strategis B. Kerusakan Barang Pada Saat Pengiriman | | |
31 | A. Adanya brand image yang baik B. Model Kurang Mengikuti Trend Pasar | | |
32 | A. Adanya brand image yang baik B. Kurangnya Disiplin Karyawan | | |
33 | A. Adanya brand image yang baik B. Keterlambatan Pengiriman Barang Ke Luar kota | | |
34 | A. Adanya brand image yang baik B. Pembagian Tugas Kerja Yang Tidak Teratur | | |
35 | A. Adanya brand image yang baik B. Kerusakan Barang Pada Saat Pengiriman | | |
36 | A. Model Kurang Mengikuti Trend Pasar B. Kurangnya Disiplin Karyawan | | |
37 | A. Model Kurang Mengikuti Trend Pasar B. Keterlambatan Pengiriman Barang Ke Luar kota | | |
38 | A. Model Kurang Mengikuti Trend Pasar B. Pembagian Tugas Kerja Yang Tidak Teratur | | |
39 | A. Model Kurang Mengikuti Trend Pasar B. Kerusakan Barang Pada Saat Pengiriman | | |
40 | A. Kurangnya Disiplin Karyawan B. Keterlambatan Pengiriman Barang Ke Luar kota | | |
41 | A. Kurangnya Disiplin Karyawan B. Pembagian Tugas Kerja Yang Tidak Teratur | | |
42 | A. Kurangnya Disiplin Karyawan B. Kerusakan Barang Pada Saat Pengiriman | | |
43 | A. Keterlambatan Pengiriman Barang Ke Luar kota B. Pembagian Tugas Kerja Yang Tidak Teratur | | |
44 | A. Keterlambatan Pengiriman Barang Ke Luar kota B. Kerusakan Barang Pada Saat Pengiriman | | |
45 | A. Pembagian Tugas Kerja Yang Tidak Teratur B. Kerusakan Barang Pada Saat Pengiriman | | |
Kuesioner Pembobotan Faktor Eksternal PT. XXXX XXXXX
No | Keterangan | Mana yang lebih berpengaruh (A dan B) | Bobot |
1 | A. Pangsa Pasar Yang Luas B. Perkembangan Dunia Mode Yang Pesat | | |
2 | A. Pangsa Pasar Yang Luas B. Adanya Penawaran Kerjasama Dengan Perusahaan Lain | | |
3 | A. Pangsa Pasar Yang Luas B. Munculnya Pusat – Pusat Perbelanjaan baru | | |
4 | A. Pangsa Pasar Yang Luas B. Peluang Untuk Melakukan Ekspor | | |
5 | A. Pangsa Pasar Yang Luas B. Banyaknya Pendatang Baru | | |
6 | A. Pangsa Pasar Yang Luas B. Adanya Kemungkinan Perpindahan Sumber Daya Manusia | | |
7 | A. Pangsa Pasar Yang Luas B. Situasi Politik Yang tidak Menentu | | |
8 | A. Pangsa Pasar Yang Luas B. Adanya Produk Peniru | | |
9 | A. Pangsa Pasar Yang Luas B. Keterlambatan Pengiriman Produk Dari Pabrik | | |
10 | A. Perkembangan Dunia Mode Yang Pesat B. Adanya Penawaran Kerjasama Dengan Perusahaan Lain | | |
11 | A. Perkembangan Dunia Mode Yang Pesat B. Munculnya Pusat – Pusat Perbelanjaan baru | | |
12 | A. Perkembangan Dunia Mode Yang Pesat B. Peluang Untuk Melakukan Ekspor | | |
13 | A. Perkembangan Dunia Mode Yang Pesat B. Banyaknya Pendatang Baru | | |
14 | A. Perkembangan Dunia Mode Yang Pesat B. Adanya Kemungkinan Perpindahan Sumber Daya Manusia | | |
15 | A. Perkembangan Dunia Mode Yang Pesat B. Situasi Politik Yang tidak Menentu | | |
16 | A. Perkembangan Dunia Mode Yang Pesat B. Adanya Produk Peniru | | |
17 | A. Perkembangan Dunia Mode Yang Pesat B. Keterlambatan Pengiriman Produk Dari Pabrik | | |
18 | A. Adanya Penawaran Kerjasama Dengan Perusahaan Lain B. Munculnya Pusat – Pusat Perbelanjaan baru | | |
19 | A. Adanya Penawaran Kerjasama Dengan Perusahaan Lain B. Peluang Untuk Melakukan Ekspor | | |
20 | A. Adanya Penawaran Kerjasama Dengan Perusahaan Lain B. Banyaknya Pendatang Baru | | |
21 | A. Adanya Penawaran Kerjasama Dengan Perusahaan Lain B. Adanya Kemungkinan Perpindahan Sumber Daya Manusia | | |
22 | A. Adanya Penawaran Kerjasama Dengan Perusahaan Lain B. Situasi Politik Yang tidak Menentu | | |
23 | A. Adanya Penawaran Kerjasama Dengan Perusahaan Lain B. Adanya Produk Peniru | | |
24 | A. Adanya Penawaran Kerjasama Dengan Perusahaan Lain B. Keterlambatan Pengiriman Produk Dari Pabrik | | |
25 | A. Munculnya Pusat – Pusat Perbelanjaan baru B. Peluang Untuk Melakukan Ekspor | | |
26 | A. Munculnya Pusat – Pusat Perbelanjaan baru B. Banyaknya Pendatang Baru | | |
27 | A. Munculnya Pusat – Pusat Perbelanjaan baru B. Adanya Kemungkinan Perpindahan Sumber Daya Manusia | | |
28 | A. Munculnya Pusat – Pusat Perbelanjaan baru B. Situasi Politik Yang tidak Menentu | | |
29 | A. Munculnya Pusat – Pusat Perbelanjaan baru B. Adanya Produk Peniru | | |
30 | A. Munculnya Pusat – Pusat Perbelanjaan baru B. Keterlambatan Pengiriman Produk Dari Pabrik | | |
31 | A. Peluang Untuk Melakukan Ekspor B. Banyaknya Pendatang Baru | | |
32 | A. Peluang Untuk Melakukan Ekspor B. Adanya Kemungkinan Perpindahan Sumber Daya Manusia | | |
33 | A. Peluang Untuk Melakukan Ekspor B. Situasi Politik Yang tidak Menentu | | |
34 | A. Peluang Untuk Melakukan Ekspor B. Adanya Produk Peniru | | |
35 | A. Peluang Untuk Melakukan Ekspor B. Keterlambatan Pengiriman Produk Dari Pabrik | | |
36 | A. Banyaknya Pendatang Baru B. Adanya Kemungkinan Perpindahan Sumber Daya Manusia | | |
37 | A. Banyaknya Pendatang Baru B. Situasi Politik Yang tidak Menentu | | |
38 | A. Banyaknya Pendatang Baru B. Adanya Produk Peniru | | |
39 | A. Banyaknya Pendatang Baru B. Keterlambatan Pengiriman Produk Dari Pabrik | | |
40 | A. Adanya Kemungkinan Perpindahan Sumber Daya Manusia B. Situasi Politik Yang tidak Menentu | | |
41 | A. Adanya Kemungkinan Perpindahan Sumber Daya Manusia B. Adanya Produk Peniru | | |
42 | A. Adanya Kemungkinan Perpindahan Sumber Daya Manusia B. Keterlambatan Pengiriman Produk Dari Pabrik | | |
43 | A. Situasi Politik Yang tidak Menentu B. Adanya Produk Peniru | | |
44 | A. Situasi Politik Yang tidak Menentu B. Keterlambatan Pengiriman Produk Dari Pabrik | | |
45 | A. Adanya Produk Peniru B. Keterlambatan Pengiriman Produk Dari Pabrik | | |
Hasil Kuesioner Penilaian Skor Faktor Internal PT. XXXX XXXXX
No | Faktor Internal PT. XXXX XXXXX | Skor |
1 | Produk yang memiliki kualitas yang baik | |
2 | Harga produk yang relatif stabil | |
3 | Adanya layanan purna jual | |
4 | Lokasi perusahaan yang strategis | |
5 | Adanya brand image yang baik | |
6 | Model Kurang Mengikuti Trend Pasar | |
7 | Kurangnya Disiplin Karyawan | |
8 | Keterlambatan Pengiriman Barang Ke Luar kota | |
9 | Pembagian Tugas Kerja Yang Tidak Teratur | |
10 | Kerusakan Barang Pada Saat Pengiriman | |
Hasil Kuesioner Penilaian Skor Faktor Eksternal PT. XXXX XXXXX
No | Faktor Eksternal PT. XXXX XXXXX | Skor |
1 | Pangsa Pasar Yang Luas | |
2 | Perkembangan Dunia Mode Yang Pesat | |
3 | Adanya Penawaran Kerjasama Dengan Perusahaan Lain | |
4 | Munculnya Pusat – Pusat Perbelanjaan baru | |
5 | Peluang Untuk Melakukan Ekspor | |
6 | Banyaknya Pendatang Baru | |
7 | Adanya Kemungkinan Perpindahan Sumber Daya Manusia | |
8 | Situasi Politik Yang tidak Menentu | |
9 | Adanya Produk Peniru | |
10 | Keterlambatan Pengiriman Produk Dari Pabrik | |
Analisis Strategi Bisnis Pada PT. XXXX XXXXXX SKRIPSIOleh : XXXXXXX-XXXXXXXX XXXXXXX-XXXXXXXXXXX
Jurusan Manajemen Fakultas EkonomiUniversitas Bina NusantaraJakartaXXXX |
Analisis Strategi Bisnis Pada PT. XXXX XXXXXX SKRIPSIDiajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Jenjang Pendidikan Strata 1 Oleh : XXXXXXXX – 0XXXXXXXXX XXXXXXXXXX – XXXXXX
Jurusan Manajemen Fakultas EkonomiUniversitas Bina NusantaraJakarta |
i
Universitas Bina NusantaraJurusan Manajemen – Fakultas Ekonomi![]() Pernyataan Kesiapan Skripsi untuk Ujian Pendadaran Kami, XXXXX-XXXXXX XXXXXXX-XXXXXX dengan ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul : Analisis Strategi Bisnis Pada PT. XXXX XXXXXX adalah benar hasil karya kami dan belum pernah diajukan sebagai karya ilmiah, sebagian, atau seluruhnya atas nama kami atau pihak lain Jakarta, 17 Januari XXXX
ii |
Universitas Bina NusantaraJurusan Manajemen – Fakultas Ekonomi![]() Persetujuan Skripsi Yang bertanda tangan di bawah ini , menyatakan bahwa skripsi dengan judul Analisis Strategi Bisnis Pada PT. XXXX XXXXXX Disusun oleh : XXXXXXX-XXXXXXXXXX XXXXX-XXXXXXXXXXXX telah disetujui dan diterima sebagai salah satu karya ilmiah mahasiswa yang bersangkutan pada Jurusan Manajemen - Fakultas Ekonomi Universitas Bina Nusantara Jakarta, 17 Januari XXXXX
iii |
Universitas Bina Nusantara
![]() |
Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Skripsi Strata 1 - Semester Ganjil tahun 2005 / 2006
Analisis Strategi Bisnis Pada PT. XXXX XXXXXX
Fahrunsyah – 0500577836
Master Lukas Johanes – 0500585661
Abstrak
PT. XXXX XXXXXX adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang penjualan produk sepatu dan sandal dengan merk XXXXXXX dan XXXXX. Dengan semakin banyaknya persaingan dalam dunia bisnis sekarang ini, merupakan suatu tantangan bagi perusahaan untuk dapat selalu bersaing dan bertahan didalam persaingan bisnis.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan jenis penelitian studi kasus. Tehnik pengumpulan data menggunakan penelitian melalui survey, yaitu melakukan wawancara dan memberikan kuisioner kepada direktur perusahaan dan manajer bagian layanan umum yang membawahi bagian penjualan. Data-data yang telah diperoleh dianalisis dengan mengunakan analisis SWOT, alasannya karena dalam membuat suatu strategi yang tepat untuk dijalankan perusahaan harus terlebih dahulu melihat dari segi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman perusahaan, dalam melakukan penelitian menggunakan analisis SWOT untuk mengetahui dengan tepat strategi yang digunakan perusahaan dalam menjalankan perusahaannya.
Dari analisis SWOT yang dilakukan diketahui bahwa nilai IFAS 2,64584 dan nilai EFAS 2,32827. sehingga matrik IEnya menunjukan bahwa posisi perusahaan berada pada strategi konsentrasi melalui integrasi horisontal atau stabilitas, yaitu merupakan suatu keadaan dimana perusahaan mengalami suatu masa pertumbuhan. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa strategi yang sebaiknya digunakan adalah strategi pertumbuhan melalui integrasi horizontal, yaitu suatu kegiatan untuk memperluas perusahaan dengan cara membangun outlet-outlet dan butik-butik penjualan di kota-kota besar, dan juga meningkatkan produknya dengan melakukan inovasi produk. Hasil diagram SWOT juga menunjukan bahwa perusahaan menerapkan strategi agresif atau pada kuadran 1 dimana pada kuadran 1 ini memiliki nilai positif.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa perusahaan sebaiknya menerapkan strategi SO (strengths – opportunities) agar dapat mempertahankan kondisi perusahaan agar dapat tetap dapat bertahan dalam bidangnya.
Kata Kunci
Analisis, Strategi Bisnis, SWOT
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala karunianya sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi ini, yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi jurusan manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Bina Nusantara.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan, nasihat, serta dukungan baik secara moril maupun material sehingga penyusun mampu menyelesaikan skripsi ini, terutama kepada:
1. Bapak XXXXXX Rektor Universitas Bina Nusantara
2. Bapak XXXXXXX Pejabat Dekan Fakultas Ekonomi
3. Bapak XXXXXXX Ketua Jurusan Manajemen Universitas Bina Nusantara
4. Ibu Enggal Sri Wardiningsih SE., MSi, selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya dengan sabar untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam penulisan skripsi ini.
5. Bapak Marga Singgih, selaku General Manager PT. XXXX XXXXXX yang telah memberikan kesempatan dan bantuannya untuk menyelesaikan skripsi.
6. Seluruh Dosen Universitas Bina Nusantara yang telah memberikan pengajaran, bimbingan, dan dorongan selama penulis menempuh pendidikan di Universitas Bina Nusantara.
7. Keluarga tercinta yang telah banyak memberikan doa, nasihat, dan dukungan yang sangat berarti selama penulis menempuh pendidikannya.
8. Teman-teman yang selama ini turut serta membantu membimbing, mendukung, dan memberikan doa kepada penulis.
9. Seluruh staff perpustakaan Universitas Bina Nusantara yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi.
10. Serta pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis dengan segala keterbatasannya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, oleh karena itu penulis menerima segala kritik dan saran yang dapat membangun dalam penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat digunakan sebaik-baiknya.
Jakarta, 17 Januari XXXXX
Penyusun,
XXXXXXX & XXXXXXX
iv
DAFTAR ISI
| Halaman | |
Halaman Judul ………………………………………………………………………………………………….. | i | |
Halaman Pengesahan ……………………………………………………………………………………….. | ii | |
ABSTRAK ………………………………………………………………………………………………………… | iii | |
KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………………………… | iv | |
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………………………….. | v | |
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………………………………………….. | vii | |
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………………………………………….. | viii | |
Bab 1 . PENDAHULUAN | | |
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………………………………… | 1 | |
1.2 Identifikasi Masalah ……………………………………………………………………………… | 3 | |
1.3 Tujuan dan Manfaat ………………………………………………………………………………. | 4 | |
1.4 Sistematika Penulisan …………………………………………………………………………….. | 5 | |
Bab 2. LANDASAN TEORI | | |
2.1 Pengertian dan Konsep Strategi ………………………………………………………………. | 6 | |
2.2 Level Strategi ……………………………………………………………………………………….. | 7 | |
2.3 Tipe-tipe Strategi ………………………………………………………………………………….. | 7 | |
2.4 Pengertian Manajemen Strategi Dan Perencanaan strategi ………………………… | 8 | |
2.4.1 Pengertian Manajemen Strategi ……………………………………………………… | 8 | |
2.4.2 Pengertian Bisnis …………………………………………………………………………. | 10 | |
2.4.3 Pengertian Strategi Bisnis ………………………………………………………………. | 10 | |
2.4.4 Empat Tahap Utama Dalam Pengembangan Strategi Bisnis ……………… | 11 | |
2.4.5 Perencanaan Strategi Bisnis …………………………………………………………… | 12 | |
2.5 Perumusan Strategi ……………………………………………………………………………….. | 13 | |
2.6 Strategi Bersaing ………………………………………………………………………………….. | 14 | |
2.7 Analisis Lingkungan Usaha …………………………………………………………………….. | 17 | |
2.8 Metodologi Penelitian ……………………………………………………………………………. | 18 | |
2.8.1 Jenis Dan Metode Penelitian ………………………………………………………….. | 18 | |
2.8.2 Teknik Pengumpulan data …………………………………………………………….. | 18 | |
2.8.3 Definisi Operasional dan Instrumen Pengukuran ……………………………… | 19 | |
2.8.4 Teknik Analisis Data ………………………………………………………………………. | 21 | |
Bab 3. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN | | |
3.1 Perkembangan Perusahaan …………………………………………………………………….. | 28 | |
3.1.1 Visi dan Misi PT. XXXX XXXXXX ......................................................... | 31 | |
3.2 Kondisi Bisnis Perusahaan ………………………………………………………………………. | 32 | |
3.3 Struktur Organisasi dan Uraian Pekerjaan ………………………………………………… | 37 | |
Bab 4.HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN | | |
4.1 Hasil Penelitian ……………………………………………………………………………………… | 45 | |
4.1.1 Rekapitulasi Faktor Kekuatan Internal PT. XXXX XXXXXX …………………. | 45 | |
4.1.2 Rekapitulasi Faktor Kelemahan Internal PT. XXXX XXXXXX ……………….. | 48 | |
4.1.3 Rekapitulasi Faktor Peluang Eksternal PT. XXXX XXXXXX …………………. | 50 | |
4.1.4 Rekapitulasi Faktor Ancaman Eksternal PT. XXXX XXXXXX ……………….. | 52 | |
4.1.5 Hasil kuesioner Pembobotan Faktor Internal dan Eksternal ………………. | 54 | |
4.1.6 Hasil kuesioner Penilaian Skor Faktor Internal dan Eksternal …………….. | 58 | |
4.1.7 Tahap I : Tahap Input Data PT. XXXX XXXXXX ……………………………….. | 59 | |
4.1.8 Matrik IFAS …………………………………………………………………………………. | 64 | |
4.1.9 Matrik EFAS ………………………………………………………………………………….. | 65 | |
4.1.10 Tahap II: Tahap Pencocokan Data PT. XXXX XXXXXX …………………….. | 66 | |
4.1.11 Hasil Diagram SWOT …………………………………………………………………… | 67 | |
4.1.12 Hasil Matrik SWOT ……………………………………………………………………… | 69 | |
4.2 Hasil Penelitian …………………………………………………………………………………….. | 70 | |
Bab 5. SIMPULAN DAN SARAN | | |
5.1 Simpulan ………………………………………………………………………………………………. | 73 | |
5.2 Saran …………………………………………………………………………………………………… | 74 | |
5.3 Keterbatasan Skripsi……………………………………………………………………………….. | 75 | |
Daftar Pustaka …………………………………………………………………………………………………. | 76 | |
Riwayat Hidup ………………………………………………………………………………………………….. | 77 | |
Lampiran ………………………………………………………………………………………………………….. | L1 | |
vi
DAFTAR TABEL
| | Halaman |
Tabel 2.1 | Operasional Variabel ………………………………………………………………………. | 20 |
Tabel 2.2 | Diagram Matrik SWOT ……………………………………………………………………. | 22 |
Tabel 2.3 | Eksternal Faktor Analysis Summary …………………………………………………. | 24 |
Tabel 2.4 | Internal Faktor Analysis Summary …………………………………………………… | 24 |
Tabel 2.5 | Matrik Internal dan Eksternal dengan pemetaan Strategi …………………… | 26 |
Tabel 4.1 | Rekapitulasi Faktor kekuatan Internal PT. XXXX XXXXXX ………………….. | 46 |
Tabel 4.2 | Rekapitulasi Faktor Kelemahan Internal PT. XXXX XXXXXX ………………… | 48 |
Tabel 4.3 | Rekapitulasi Faktor Peluang Eksternal PT. XXXX XXXXXX ………………….. | 50 |
Tabel 4.4 | Rekapitulasi Faktor Ancaman Eksternal PT. XXXX XXXXXX ………………… | 52 |
Tabel 4.5 | Kuesioner Pembobotan Faktor Internal PT. XXXX XXXXXX …………………. | 54 |
Tabel 4.6 | Kuesioner Pembobotan Faktor Eksternal PT. XXXX XXXXXX ………………. | 56 |
Tabel 4.7 | Hasil Kuesioner Penilaian Skor Faktor Internal PT. XXXX XXXXXX ………. | 58 |
Tabel 4.8 | Hasil Kuesioner Penilaian Skor Faktor Eksternal PT. XXXX XXXXXX …….. | 58 |
Tabel 4.9 | Penentuan Bobot Dengan Perbandingan Berpasangan Faktor Internal … | 60 |
Tabel 4.10 | Normalisasi Bobot Faktor Internal …………………………………………………… | 61 |
Tabel 4.11 | Penentuan Bobot Dengan Perbandingan Berpasangan Faktor Eksternal . | 62 |
Tabel 4.12 | Normalisasi Bobot Faktor Eksternal …………………………………………………. | 63 |
Tabel 4.13 | Matrik IFAS …………………………………………………………………………………… | 64 |
Tabel 4.14 | Matrik EFAS ………………………………………………………………………………….. | 65 |
Tabel 4.15 | Hasil Matrik Internal Eksternal ………………………………………………………… | 66 |
Tabel 4.16 | Hasil Matrik SWOT …………………………………………………………………………. | 69 |
Tabel 4.17 | Faktor Kekuatan PT. XXXX XXXXXX …………………………………………………. | 70 |
Tabel 4.18 | Faktor Kelemahan PT. XXXX XXXXXX ………………………………………………. | 70 |
Tabel 4.19 | Faktor Peluang PT. XXXX XXXXXX …………………………………………………… | 70 |
Tabel 4.20 | Faktor Ancaman PT. XXXX XXXXXX …………………………………………………. | 70 |
DAFTAR GAMBAR
| | Halaman |
Gambar 2.1 | Tekanan Lima Kekuatan Persainagn Dalam Industri ………………………… | 15 |
Gambar 2.2 | Diagram Analisis SWOT ………………………………………………………………… | 23 |
Gambar 2.3 | Internal dan Eksternal Matriks ……………………………………………………… | 25 |
Gambar 2.4 | Kerangka Pemikiran Teoritis …………………………………………………………. | 27 |
Gambar 3.1 | Tekanan Lima Kekuatan Persaingan Dalam Industri ………………………… | 33 |
Gambar 3.2 | Struktur Organisasi ………………………………………………………………………. | 38 |
Gambar 4.1 | Pangsa Pasar Penjualan ………………………………………………………………… | 50 |
Gambar 4.2 | Hasil Diagram SWOT ……………………………………………………………………. | 67 |
DAFTAR PUSTAKA
David, Fred R. (2004). Manajemen Strategis : Konsep. Seventh Edition. PT. Intan Sejati Klaten, Indonesia
Hariadi, Bambang. (2003). Strategi Manajemen. BanyuMedia Publishing, Jakarta.
Hisrich, Robert D. William P Peter. (2000). Entrepreneurship. Fourth Edition. Mc Graw Hill Companies, Singapore.
Madura, Jeff. (2001). PengantarBisnis. Edisi Pertama. Salemba Empat, Jakarta.
Rangkuti, Fredy. (2000). Analisis dan Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, Indonesia.
Robinson and Pearce. (2000). Strategic Management: Formulation, Implementation and Control. Seventh Edition. Mc Graw Hill Higher Education, Singapore.
Sugiyono. (2003). Metode Penelitian Bisnis. CV. Alfabeta, Bandung, Indonesia.
Supranto, J. (2003). Statistik Teori dan Aplikasi. Erlangga, Jakarta.
Suryana. (2000). Kewirausahaan. PT. Salemba Empat, Jakarta.
Tjiptono, Fandy. (2001). Strategi Bisnis, Andi Offset, Jakarta.
Triandaru, Sigit. (2001). Ekonomi Mikro: Pendekatan Kontemporer. PT. Salemba Empat, Jakarta.
Tunggal, Amin Widjaja. (2004). Manajemen Strategik. Edisi Pertama. Harvarindo, Jakarta.
Umar, Husein. (2002). Strategic Management In Action. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, Indonesia.
Umar, Husein. (2003). Riset Pemasaran dan Prilaku Konsumen. Cetakan Ketiga. PT. SUN, Jakarta.
RIWAYAT HIDUP
Nama | : | Fahrunsyah |
Tempat / Tanggal Lahir | : | Jakarta, 15 Oktober 1982 |
Jenis Kelamin | : | Pria |
Alamat rumah | : | Jl. Penyelesaian Tomang III no.9 Meruya |
Riwayat Pendidikan | : | |
· Sekolah Dasar | : | 1989 - 1995 (SD Cinaggung, Serang) |
· Sekolah Menengah Pertama | : | 1995 - 1998 (SMPN 5, Pekanbaru) |
· Sekolah Menengah Atas | : | 1998 - 2001 (SMU Al Kamal, Jakarta) |
· Perguruan Tinggi | : | 2001 – sekarang (Universitas Bina Nusantara) |
Pengalaman kerja | : | - |
| | |
| | |
Nama | : | Master Lukas Johanes |
Tempat / Tanggal Lahir | : | Jakarta, 17 November 1983 |
Jenis Kelamin | : | Pria |
Alamat rumah | : | Jl. Harun Raya No.33 RT06. Rw 07. |
Riwayat Pendidikan | : | |
· Sekolah Dasar | : | 1989 – 1995 (SD Karunia, Jakarta) |
· Sekolah Menengah Pertama | : | 1995 – 1998 (SMP Karunia, Jakarta) |
· Sekolah Menengah Atas | : | 1998 – 2001 (SMU Tarsisius II, Jakarta) |
· Perguruan Tinggi | : | 2001 – Sekarang (Universitas Bina Nusantara) |
Pengalaman kerja | : | - |
| | |
| | |
| | |
Langganan:
Postingan (Atom)